1. INT. DAPUR ANDIN – SIANG
ANDIN, ibu rumah tangga, 28 tahun. Andin mengaduk secangkir kopi hangat untuk suaminya, ANDRE, 32 tahun.
2. INT. RUANG KELUARGA – SIANG
Tampak Andre sedang mengenakan kaos kaki dan sepatu kerjanya. Sebuah laptop dan tabung hitam berisi blue print telah siap di sampingnya. Andin memasuki ruang keluarga dengan secangkir kopi hangat. Andin menaruh kopi diatas meja, di depan Andre, dan menunduk membetulkan celana yang terselip diantara kaos kaki Andre. Andre memegang pinggir cangkir dan merasakan kopi yang masih hangat. Andre membatalkan niatnya meminum kopi dan beranjak bangun. Andin ikut bangkit dari duduknya. Andre menciu kening Andin dan berjalan keluar. Andin menatap cangkir kopi diatas meja beberapa saat dan berjalan menyusul Andre.
3. EXT. MUKA RUMAH – SIANG
Dari teras rumah, Andin memperhatikan Andre yang masuk ke dalam mobil dan terus mengendarai mobilnya keluar gerbang rumah. Andin menengadahkan kepalanya ke atas langit, lalu mengangkat tangannya tinggi seakan sedang merasakan hujan. Matanya terpejam. Sinar matahari bersinar dengan teriknya.
4. INT. KAMAR TIDUR – SIANG KE MALAM
Andin menutup setengah kedua jendela kamar yang terbuka. Sinar matahari terang yan masuk perlahan meninggi dan kemudian hilang berganti sinar rembulan. Andin dan Andre sudah berada diatas kasur. Mereka tidur saling membelakangi. Mata mereka masih belum terpejam, tapi mereka berdua pura-pura tengah tertidur.
5. INT. DAPUR – SIANG
Dua buah jendela dapur telah terbuka. Andin terlihat sedang mengaduk secangkir kopi hangat untuk Andre berbingkai salah satu jendelanya. Tiba-tiba cangkir kopi tersebut pecah. Seekor kupu-kupu melintas masuk ke dalam dapur melalui muka jendela. Andin mengambil cangkir lainnya dan kembali membuat kopi hangat.
6. INT. RUANG KELUARGA – SIANG.
Andre tengah bersiap berangkat kerja. Ia mengangkat tas kerjanya. Tapi tas itu terasa sangat berat. Andre menghela nafas panjang sambil menundukan wajahnya. Sebuah kopi hangat yang dibuat oleh Andin hadir dihadapannya, diatas meja. Andre menyentuh cangkir itu, untuk merasakan kehangatannya dan mengurungkan niatnya meminum kopi tersebut.
ANDIN
Kamu nggak ingin marah hari ini.
Andre mengangkat kepalanya, menatap Andin beberapa saat, dan beranjak bangun.
ANDRE
Sesekali aku ingin air putih.
Andre mengecup kening Andin dan melangkahkan kakinya keluar rumah. Andin mengikuti Andre dari belakang. Bias air kopi masih melingkar diatas air.
7. INT. KAMAR TIDUR – MALAM.
Jam dinding di tembok kamar menunjukan pukul sepuluh malam. Andin sudah terbaring di atas kasur saat Andre merebahkan diri diatas kasur. Mereka saling membelakangi.
ANDIN
Tadi aku jalan dan bertemu teman lama.
Mantan.Dia sudah sukses sekarang.
ANDRE
Hmmm…
ANDIN
Kamu nggak marah ‘dre ?
ANDRE
Kenapa ? harus ?
ANDIN
Kalau kamu ingin marah kenapa enggak.
(diam sebentar)
Kamu selingkuh ‘dre ? apa karena kamu
pingin punya anak?
Tidak ada jawaban dari Andre. Hanya desah berat nafas Andre yang sudah tertidur. Mendengar tidak ada jawaban dari Andre yang telah tertidur lelap, Andin hanya diam. Matanya mulai berbinar-binar.
8. INT. RUANG KELUARGA – SIANG
Sebuah cangkir bergambar kupu-kupu berisi air putih telah tersedia diatas meja. Andre menatap bayangan wajahnya di dalam cangkir. Andin duduk disebelah Andre sambil membetulkan kerah kemeja Andre.
ANDIN
Kamu masih cinta aku ?
Andre tidak menjawab. Dia hanya menatap Andin. Andre beranjak bangun dari duduknya sambil diikuti Andin. Andin menunggu untuk dikecup keningnya oleh Andre. Tapi Andre tidak mencium kening Andin. Andre malah menundukan wajahnya.
9. EXT. MOBIL ANDRE – SIANG.
Andre mengangkat wajahnya yang tengah menunduk dan menatap ke depan. Perlahan mobil yang dikendarai Andre melaju menjauh dari gerbang rumahnya.
ANDRE (O.S)
Seharusnya kamu nggak tanya.
ANDIN (O.S)
Aku mau kamu marah. Kamu terlihat perduli
dengan kita saat kamu marah. Aku ingin kita jujur.
Tanpa berpura-pura dan saling menipu diri.
10. EXT. HALAMAN RUMAH – SIANG.
Andin diam berdiri di muka rumah. Andin menengadahkan kepalanya ke atas langit saat setetes gerimis turun.
ANDRE (O.S)
Aku ingin mencitai kamu dengan rasa rindu. Bukan
perduli dengan rasa cemburu dan marah.
11. EXT. MOBIL ANDRE – SIANG.
Gerimis perlahan menetes membasahi mobil Andre yang mulai memasuki jalan raya. Andre bergumam sambil menengok keluar melihat gerimis yang turun.
ANDRE
Sesekali…
12. EXT. HALAMAN RUMAH – SIANG.
Sambil menengadahkan matanya, Andin memejamkan mata dnegan tangan terangkat keatas. Gerimis yang turun perlahan turun semakin lebat. Air hujan semakin membasahi tubuh Andin yang tengah berdiri di halaman rumah. Wajahnya tersenyum.
ANDIN
Sesekali…
13. INT. RUANG KELUARGA – SIANG (Flashback)
Andre tidak juga mencium kening Andin seperti biasanya. Andre malah menundukan wajah. Sambil menunduk Andre memantapkan pandangan matanya ke arah mata Andin. Perlahan Andin, meski ragu, mencium kening Andre. Andre tersenyum dan mengusap pipi Andin lembut.
ANDRE
Sesekali… aku ingin kamu lebih merasakan
gerimis. Bukan mengharap badai.
14. EXT. HALAMAN RUMAH – SIANG.
Sambil berputar dan menari-nari, Andin tersenyum lebar merasakan sejuknya hujan gerimis yang membasahi tubuhnya. Meski langit hari itu cerah, tapi hujan gerimis terus turun.
15. EXT. MUKA JENDELA DAPUR – SIANG.
Dari muka jendela dapur, tampak melalui bingkai jendela sebelah kanan Andin meneguk perlahan secangkir kopi hangat sambil tersenyum. Sementara di bingkai jendela sebelah kiri, Andre melirik Andin sambil memotong sayuran. Mereka saling tersenyum.
Fade to: Black.
Title.
ANDIN, ibu rumah tangga, 28 tahun. Andin mengaduk secangkir kopi hangat untuk suaminya, ANDRE, 32 tahun.
2. INT. RUANG KELUARGA – SIANG
Tampak Andre sedang mengenakan kaos kaki dan sepatu kerjanya. Sebuah laptop dan tabung hitam berisi blue print telah siap di sampingnya. Andin memasuki ruang keluarga dengan secangkir kopi hangat. Andin menaruh kopi diatas meja, di depan Andre, dan menunduk membetulkan celana yang terselip diantara kaos kaki Andre. Andre memegang pinggir cangkir dan merasakan kopi yang masih hangat. Andre membatalkan niatnya meminum kopi dan beranjak bangun. Andin ikut bangkit dari duduknya. Andre menciu kening Andin dan berjalan keluar. Andin menatap cangkir kopi diatas meja beberapa saat dan berjalan menyusul Andre.
3. EXT. MUKA RUMAH – SIANG
Dari teras rumah, Andin memperhatikan Andre yang masuk ke dalam mobil dan terus mengendarai mobilnya keluar gerbang rumah. Andin menengadahkan kepalanya ke atas langit, lalu mengangkat tangannya tinggi seakan sedang merasakan hujan. Matanya terpejam. Sinar matahari bersinar dengan teriknya.
4. INT. KAMAR TIDUR – SIANG KE MALAM
Andin menutup setengah kedua jendela kamar yang terbuka. Sinar matahari terang yan masuk perlahan meninggi dan kemudian hilang berganti sinar rembulan. Andin dan Andre sudah berada diatas kasur. Mereka tidur saling membelakangi. Mata mereka masih belum terpejam, tapi mereka berdua pura-pura tengah tertidur.
5. INT. DAPUR – SIANG
Dua buah jendela dapur telah terbuka. Andin terlihat sedang mengaduk secangkir kopi hangat untuk Andre berbingkai salah satu jendelanya. Tiba-tiba cangkir kopi tersebut pecah. Seekor kupu-kupu melintas masuk ke dalam dapur melalui muka jendela. Andin mengambil cangkir lainnya dan kembali membuat kopi hangat.
6. INT. RUANG KELUARGA – SIANG.
Andre tengah bersiap berangkat kerja. Ia mengangkat tas kerjanya. Tapi tas itu terasa sangat berat. Andre menghela nafas panjang sambil menundukan wajahnya. Sebuah kopi hangat yang dibuat oleh Andin hadir dihadapannya, diatas meja. Andre menyentuh cangkir itu, untuk merasakan kehangatannya dan mengurungkan niatnya meminum kopi tersebut.
ANDIN
Kamu nggak ingin marah hari ini.
Andre mengangkat kepalanya, menatap Andin beberapa saat, dan beranjak bangun.
ANDRE
Sesekali aku ingin air putih.
Andre mengecup kening Andin dan melangkahkan kakinya keluar rumah. Andin mengikuti Andre dari belakang. Bias air kopi masih melingkar diatas air.
7. INT. KAMAR TIDUR – MALAM.
Jam dinding di tembok kamar menunjukan pukul sepuluh malam. Andin sudah terbaring di atas kasur saat Andre merebahkan diri diatas kasur. Mereka saling membelakangi.
ANDIN
Tadi aku jalan dan bertemu teman lama.
Mantan.Dia sudah sukses sekarang.
ANDRE
Hmmm…
ANDIN
Kamu nggak marah ‘dre ?
ANDRE
Kenapa ? harus ?
ANDIN
Kalau kamu ingin marah kenapa enggak.
(diam sebentar)
Kamu selingkuh ‘dre ? apa karena kamu
pingin punya anak?
Tidak ada jawaban dari Andre. Hanya desah berat nafas Andre yang sudah tertidur. Mendengar tidak ada jawaban dari Andre yang telah tertidur lelap, Andin hanya diam. Matanya mulai berbinar-binar.
8. INT. RUANG KELUARGA – SIANG
Sebuah cangkir bergambar kupu-kupu berisi air putih telah tersedia diatas meja. Andre menatap bayangan wajahnya di dalam cangkir. Andin duduk disebelah Andre sambil membetulkan kerah kemeja Andre.
ANDIN
Kamu masih cinta aku ?
Andre tidak menjawab. Dia hanya menatap Andin. Andre beranjak bangun dari duduknya sambil diikuti Andin. Andin menunggu untuk dikecup keningnya oleh Andre. Tapi Andre tidak mencium kening Andin. Andre malah menundukan wajahnya.
9. EXT. MOBIL ANDRE – SIANG.
Andre mengangkat wajahnya yang tengah menunduk dan menatap ke depan. Perlahan mobil yang dikendarai Andre melaju menjauh dari gerbang rumahnya.
ANDRE (O.S)
Seharusnya kamu nggak tanya.
ANDIN (O.S)
Aku mau kamu marah. Kamu terlihat perduli
dengan kita saat kamu marah. Aku ingin kita jujur.
Tanpa berpura-pura dan saling menipu diri.
10. EXT. HALAMAN RUMAH – SIANG.
Andin diam berdiri di muka rumah. Andin menengadahkan kepalanya ke atas langit saat setetes gerimis turun.
ANDRE (O.S)
Aku ingin mencitai kamu dengan rasa rindu. Bukan
perduli dengan rasa cemburu dan marah.
11. EXT. MOBIL ANDRE – SIANG.
Gerimis perlahan menetes membasahi mobil Andre yang mulai memasuki jalan raya. Andre bergumam sambil menengok keluar melihat gerimis yang turun.
ANDRE
Sesekali…
12. EXT. HALAMAN RUMAH – SIANG.
Sambil menengadahkan matanya, Andin memejamkan mata dnegan tangan terangkat keatas. Gerimis yang turun perlahan turun semakin lebat. Air hujan semakin membasahi tubuh Andin yang tengah berdiri di halaman rumah. Wajahnya tersenyum.
ANDIN
Sesekali…
13. INT. RUANG KELUARGA – SIANG (Flashback)
Andre tidak juga mencium kening Andin seperti biasanya. Andre malah menundukan wajah. Sambil menunduk Andre memantapkan pandangan matanya ke arah mata Andin. Perlahan Andin, meski ragu, mencium kening Andre. Andre tersenyum dan mengusap pipi Andin lembut.
ANDRE
Sesekali… aku ingin kamu lebih merasakan
gerimis. Bukan mengharap badai.
14. EXT. HALAMAN RUMAH – SIANG.
Sambil berputar dan menari-nari, Andin tersenyum lebar merasakan sejuknya hujan gerimis yang membasahi tubuhnya. Meski langit hari itu cerah, tapi hujan gerimis terus turun.
15. EXT. MUKA JENDELA DAPUR – SIANG.
Dari muka jendela dapur, tampak melalui bingkai jendela sebelah kanan Andin meneguk perlahan secangkir kopi hangat sambil tersenyum. Sementara di bingkai jendela sebelah kiri, Andre melirik Andin sambil memotong sayuran. Mereka saling tersenyum.
Fade to: Black.
Title.